Kamis, 28 Maret 2013

WONDERFUL [PROLOG]



Posted by Nagano



Title : Wonderful
Author: Nagano
Length : Continue, Series
Genre : Romance
Rating : *apa ajadeh yang jelas bukan NC ._.*
Main cast : Han Hyo Ri (as You), Kwon Jiyong (BIGBANG)
Support cast : Ahn Sohee (Wondergirls)


“Yeobo, kau ini kenapa?” Tanya manja So hee kepada pacarnya yang bernama Kwon Jiyong itu ketika memasuki kelas yang hanya ada aku disana dengan banyak buku dihadapanku karena aku lupa mengerjakan tugas fisika dan harus merelakan break time ku untuk mengerjakannya.

Nama Kwon Jiyong itu sudah tidak asing lagi di telingaku dan pasti satu sekolah pun tau nama itu. Yang jelas nama itulah yang banyak merubah hidupku ketika pertama kali cowok tiu pindah sekolah 8 bulan yang lalu.
Jiyong menoleh kearahku yang tanpa sengaja sedang melihat mereka berdua dan Jiyong berbalik badan mengahdap pacarnya itu, “Haaahh! Dengar Sohee aku harus mengerjakan tugasku, jadi bisakah kau berhenti mengikutiku!” kaya Jiyong sedikit kesal dengan wajah yang dipaksakan untuk tersenyum.

“Oh? Mian oppa…. Baiklah aku pergi ya… “

Setelah pacarnya yang bernama Sohee itu pergi, ia pun bernapas lega dan menghampiriku. Iya, dia adalah chairmate ku dan aku muak dengan itu. Dia duduk disamping dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Aku melongo ketika melihat sesuatu yang Ia keluarkan. Headset? Untuk apa membawa headset ke sekolah. Mau bergaya?

“Ku kira kau benar-benar ingin mengerjakan tugasmu.”

Ia meliriku ketika aku berkata seperti itu

“semua cewek itu emang harus selalu ribet ya? Selalu ikut campur urusan orang lain.”

“MWO?”

Dia menoleh sekali lagi kearahku dan tersenyum nakal.

“mau coba?” tanyanya sembari menawarkan headset .

“kau tidak lihat aku sedang apa?”

Tanpa menghiraukan pertanyaanku Jiyong memakaikan satu headsetnya ke telingaku. Aku hanya bisa diam saat dia melakukan itu. Saat Ia selesai memasang headset, mata kami bertemu dan tidak tau kenapa aku tidak bisa menguasai diri dan mencoba menutupinya dengan bertanya, “apa kau sudah mengerjakan tugasmu?”

Sambil tersenyum nakal Ia menjawab, “sudah. Aku sudah memasangkannya ditelingamu.”

“aisshh! Maksudku tugas fisikamu bodoh!” bentakku.

“Perhatian sekali. Bukannya kau menganggapku sebagai sainganmu. Harusnya kau tidak boleh menanyakan persiapan senjata pada musuhmu sendiri.” Jawabnya santai.

Aku mengambil headset yang ada ditelingaku dan melemparkannya pada Jiyoung.

“ternyata kau memasangkan headset itu hanya untuk menggangguku saja. Kalau kau tidak ingin mengerjakan tugasmu, jangan mengganggu orang lain untuk mengerjakannya.” Aku meneruskan mengerjakan tugasku.
“pengganggu? Sepertinya kau terus akan menganggapku sebagai pengganggu.” Katanya dengan wajah yang berubah murung.

Setelah bicara seperti itu Ia pergi. Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba dia sensitive sekali. Aku memang menganggapnya sainganku tapi itu yang menjadikan aku lebih rajin dan tidak sombong lagi. Aku malah ingin berterimakasih padanya. Apa aku keterlaluan tadi?


Jiyong POV

Selalu saja seperti ini. Menganggapku sebagai saingan atau pengganggu. Aku tidak tau kenapa, sepertinya karena aku sudah merebut prestasi peringkat 1-nya di semester 1. Huuuh! Itu kan bukan salahku.

Saat itu, saat dimana pertama kali aku menginjakan kaki di sekolah ini. Aku dipersilakan duduk di kursi kosong yang berada di belakang pojok dan kukira aku tidak memiliki chaimate. Tetapi keesokan harinya Ia datang dan kami berdua sama-sama kaget. Ternyata Ia memang duduk disebelahku, tetapi ketika kemarin saat aku baru masuk Ia sedang izin untuk mengikuti suatu olimpiade.

Jujur, pertama kali kami bertemu, aku merasa tertarik padanya. Bukan karena wajahnya yang cantik (tapi memang sangat cantik) tapi kerana dia beda dari yang lain. Orang-orang disekelilingku selalu mengistimewakanku  hanya karena aku perpindahan pelajar dari luar negeri. Tapi hanya dia yang berani membentakku hanya karena aku meminjam penggaris. Dia tidak pernah bersikap sopan padaku, dia pintar ah bukan tapi genius, dan yang paling penting dia apa adanya. Bahkan sekarang Ia menganggapku saingan karena telah merebut juara umumnya. Tetapi sampai sekarang aku masih bingung, saat di Amerika aku terkenal playboy dan predikat itu masih kubawa sampai sekarang. 8 bulan di sekolah ini saja aku sudah menjadi heartbreaker untuk sepuluh cewe yang salah satunya adalah park ji yeon dan sekarang aku baru bertahan seminggu dengan Ahn Sohee. Yang menjadi masalah sekarang, kenapa aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata manis pada Hyori? dan malah bisa dibilang aku merasa lebih cuek didekatnya. atau lebih tepatnya jutek? Intinya kau berhasil mengganggu pikiranku Han Hyori.

“KWON JIYONG!!!!” panggil guru fisika yang ketiga kalinya.

“Oh ne.” jawabku.

“apa kau sudah mengerjakan tugasmu?”

“sudah.” Jawabku mantap.

“lalu mana catatanmu?”

“aku tidak mencatatnya. Aku hanya membacanya.”

“oh begitu rupanya. Kalau kau membacanya berarti kau bisa mengerjakannya. Kerjakanlah di depan!”
Aku melakukan apa yang di perintah olehnya dan mengerjakan dengan tenang di papan tulis. Semua orang melihatku dengan tatapan tidak percaya karena bisa mengerjakan ke lima soal dengan benar. Tetapi dia, bahkan melirikku saja dia tidak melakukannya. Matanya terus berada pada buku di hadapannya. Aku tidak percaya kenapa aku ingin sekali dia melihatku ya?


Author POV

Jam pelajaran telah selesai. Hyori membereskan barang-barangnya . terlihat disampingnya Jiyong sedang memperhatikannya. Sontak Ia melirik dan  Jiyong tersenyum dengan senyum mautnya yang dia pakai selama ini untuk melelehkan hati wanita. Hyori mendekatkan wajahnya hingga kini hanya berjarak 5cm dari wajah Jiyong.

“Neo michyeoseo? Sepertinya iya. Kenapa kau tersenyum seperti itu?”

Jiyong memalingkan wajahnya karena tidak tahan dengan gejolak perasaannya karena kelakuan Hyori tadi.

“kau benar. Aku sudah gila. Kenapa aku selalu tidak bisa mengatakannya.”

“mengatakan apa? Kata-kata untuk para wanita-wanita bodoh yang sudah kau bohongi itu?”

Jiyong menarik tangan Hyori dan mendekatkan bibirnya ke telinga Hyori dan berkata, “mengatakan untuk mengajakmu ke suatu tempat.”

“HAH?” Hyori  mendekap dadanya dengan kedua tangannya.

“kenapa reaksimu seperti itu? Memang kau pikir aku ingin mengajakmu kemana. Dasar anak kecil, ga pernah pacaran ya? Atau ga ngerti arti kencan?” katanya ketus.

Tiba-tiba tanpa disadari pipi Hyori memerah. Sambil menurunkan tangannya pelan Ia meneruskan membereskan barang-barangnya. Melihat wajah salting Hyori, Jiyoung menarik tangan Hyori LAGI.
“ikut aku!” tarik Jiyong.

“Sirheo!” Hyori menarik tangannya, “Aku sibuk, banyak yang harus aku kerjakan.”

Wajah Jiyong berubah sangat marah ketika Hyori berkata seperti itu. Sampai Hyori tak berani menatapnya.

“baiklah! Kerjakan saja tugasmu! Anggap saja aku tidak pernah mengajakmu pergi.” kata Jiyong pelan namun dalam dan pergi meninggalkan Hyori yang bingung.


Hyori POV

Apa? Dia mengajakku kencan? Di satu sisi aku tidak percaya itu, karena jika aku percaya rayuan dia, aku sama saja seperti wanita-wanita bodoh lainnya. Tapi di sisi lain aku bingung dengan perasaanku. Aku seperti seorang yang sangat munafik jika aku tidak membenarkan perasaanku yang menyukai Jiyong. Tapi mungkin perasaan itu sudah tidak ada. Mungkin hanya aku yang kecapean, atau otakku yang sedang stress ketika Jiyong mengajakku kencan jadi ada sesuatu yang berdesir didadaku. Yang kupahami sekarang Aku tidak menyukainya.


Jiyong POV

Aku bertemu dengan Ahn Sohee di luar kelas saat aku meninggalkan Hyori didalamnya. Tak tau kenapa, akhir-akhir ini aku sangat bĂȘte untuk bertemu dengannya.

“ah yeobo!”

“Sohee aku ingin bicara denganmu, langsung aja ya? Aku ingin sendiri sekarang, aku ingin putus denganmu. Aku lebih nyaman jika kita menjadi teman tanpa hubungan special apapun. Kau pasti mengerti aku kan?”

“Putuu..” kata-kata Sohee terpotong ketika aku mencium pipinya.

“aku tau aku jahat, maafkan aku Sohee…” kataku tertunduk.

“Yeobo eh maksudku Jiyong, aku mengerti kok. Jika itu maumu aku juga akan senang” jawab Sohee dengan ikhlas.

Akhirnya aku terlepas dari pacarku yang overprotectif itu. Iya, aku sekarang sudah yakin dengan  perasaanku pada Hyori. Yang aku pahami sekarang aku menyukainya. Aku terobsesi padanya sekarang.

Tetapi aku takut perasaan ini hanya sesaat seperti perasaanku pada wanita-wanita yang pernah menjadi kekasihku sebelumnya. Belum lagi kedua sahabatnya yang sangat membenciku, semakin susah saja aku untuk mendapatkannya.

Aku melihatnya di perpustakaan sekarang. Aku heran, apa dia tidak pusing ya seharian berkutat dengan buku. Dengan langkah santai aku menghampirinya.

“sudah sangat sore kau tidak pulang?”

Dia diam, masih dalam keadaan serius.

“hei!”

Hyori menoleh dan dengan polos berkata, “ kau berbicara padaku?”

“menurutmu? Siapa lagi kalau bukan seseorang yang sangat serius dengan buku-buku didepannya sampa-sampai tidak menyadari kalau sekarang sudah jam setengah enam sore.” Jawabku sambil duduk disebelahnya.

“MWO? Setengah 6?” dia begitu kaget dan melihat kearah jam berwarna pink-nya.

“kau terlihat pucat Hyori. Gwaenchana?”

Ia membereskan barang-barangnya dan berniat segera pergi tetapi aku melihat dia sedikit terhuyung sambil memegangi kepalanya. Dengan sigap aku memegang bahunya.

“aishh! Kau sakit Hyori? Kenapa kau selalu memaksakan dirimu hah? Kau bisa berjalan atau apa harus aku menggendongmu?”

“aku tidak butuh bantuanmu. Aku hanya pusing karena 3 jam melihat buku. Kau duluan saja.”

Tanpa mengindahkan jawabannya aku mengambil tas yang berada ditangannya dan meraih tangannya, “jika kau masih kuat, aku tidak akan memaksamu untuk berjalan sendiri. Tetapi aku akan memaksamu jika kau tidak ingin aku antar. Aku tidak akan membiarkanmu pulang sendiri dengan keadaan seperti ini dan di hari yang sudah sesore ini.”


Hyori’s POV

“jika kau masih kuat, aku tidak akan memaksamu untuk berjalan sendiri. Tapi aku akan memaksamu jika kau tidak ingin aku antar. Aku tidak akan membiarkanmu pulang sendiri dengan keadaan seperti ini dan di hari yang sudah sesore ini.”

DEG!

Dadaku berdesir saat Jiyong mengatakan itu. Apa yang aku pikirkan? Mungkin karena aku sedikit pusing jadi perasaanku tidak sejalan dengan otakku.

Sekarang aku sudah berada didalam mobil milik Jiyong dengan posisi setengah tertidur. Jiyong membuka pintu mobil yang satunya dan langsung memegang pergelangan tanganku. Aku tidak mengerti apa yang sedang dia lakukan, kemudian Ia menyuruhku membuka mataku.

“Hyori, kau bisa mendengarku? Jika kau mendengarku buka matamu!”

Aku menurutinya. Ku buka perlahan mataku dan….

“Aku tidak bisa. ” Jawabku lemas.

“baiklah. Tidurlah jika kau merasa nyaman seperti itu.”

Jiyong mengendarai mobilnya dengan hati-hati. Aku bisa merasakannya.

“kenapa kau masih disekolah?” tanyaku masih lemas tetapi penuh selidik.

“aaaaaaaa… itu rupanya. Aku sedikit ada urusan dengan Sohee tadi. Dan aku tau dari 3 hari yang lalu setiap pulang sekolah aku melihatmu berlari ke  perpustakaan. Ternyata saat aku kesitu, kau benar-benar ada disana. Sebaiknya kau jaga pola makanmu! Biar kutebak apa kau pernah menyentuh nasi 3 hari belangan ini? Tidak kan?”

Aku mengangguk.

“kau hanya masuk angin. Kau juga jangan keras kepala sudah kubilang jangan teruskan lagi dietmu itu. Aigoo!” celoteh Jiyong yang membuatku menguap.

Hening.

“YA! Kau tidak mendengarkanku…”


Jiyong POV

“YA! Kau tidak mendengarkanku…”

Aku tidak meneruskan perkataanku saat kulihat Hyori sudah tertidur pulas disampingku. Ahh benar, percuma saja aku menceramahinya disaat dia sedang kecapean seperti ini. Aku meliriknya sekilas dan menyadari sesuatu.

“aissshhh! Oh god! Aku tidak tau alamat rumahnya. Ck! Oh ya! Handphone. Mungkin aku bisa menelpon orang rumahnya. Tapi dimana Ia menaruhnya? TAS.”

Ah Hyori-ah aku tidak bermaksud membongkarnya. Maaf jika aku sudah tidak sopan. Aku terus mencarinya. Kantong depan, tidakada. Kantong didalam, tidak ada. Dimana benda itu? Hah, apakah dikantong bajunya? aku menoleh ke sebelah kearah Hyori.. Aku menatap wajahnya yg imut itu..aku tersenyum ‘ternyata dia manis juga’. Aku mendekat berupaya melihat apakah handphonenya ada didalam kantongnya atau tidak. Ya, aku melihat gantungan HP pink miliknya.

“Hyori-ah sekali lagi maafkan semua kesalahanku ya! Aku tidak bermaksud apa-apa kok.”
Aku perlahan mendekat dan sekarang wajahku sudah bisa merasakan desahan nafas dari Hyori. Dan tiba-tiba mata bulat itu menatap wajahku heran. Aku  hanya diam tidak tau harus berbuat apa. Butuh beberapa detik untuk membuat Hyori sadar kalau aku sedang dalam keadaan yang tidak begitu enak dilihat. Dan Ia melotot ketika otaknya sudah bekerja dan dirinya sudah menyadari apa yang terjadi.

“YA! KWON JIYONG”

BUG!

“Aaaaaaaa!”


TBC.

A/N: Annyeong!! Bagaimana? Pasti jelek dan ga jelas hehehe... Mian namanya juga masih pemula  suka ga suka tolong komen ya :D Naga butuh komen kalian buat nerusin FF ini.. Gamsahamnida *bow*


0 komentar:

Posting Komentar